CIDAYU : Cina, Dayak, dan Melayu

Header Menu


CIDAYU : Cina, Dayak, dan Melayu

Natalius
Jumat, 24 Agustus 2012

Tugu CIDAYU, Nanga Taman Kab. Sekadau
Kalimantan Barat, suatu Provinsi dengan berjuta pesona. Kalimantan Barat dengan keadaan alam tropisnya yang merupakan habitat dari beberapa spesies hewan dan tumbuhan endemik seperti burung Enggang (Rhinoplax vigil) serta Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) begitu memikat, belum lagi berbagai tempat wisata dan keunikan kebudayaan yang ada.

Salah satu keeunikan budaya Provinsi yang dilintasi sungai terpanjang di Indonesia (Sungai Kapuas, 1143 Km) ini adalah adanya keberagaman budaya itu sendiri, dimana provinsi ini didiami oleh tiga suku besar yakni Etnis Cina, Suku Dayak dan Suku Melayu atau yang biasa disingkat CIDAYU, yang hidup saling berdampingan dan harmonis.

Etnis Cina di Kalimantan Barat dapat pula disebut suku asli di provinsi ini, sebab etnis ini sudah lama datang dan berbaur dengan penduduk lokal yang ada, bahkan menghasilkan persilangan kebudayaan dengan suku yang ada di Kalbar, baik itu percampuran budaya dengan Suku Dayak maupun Melayu. Etnis Cina di Kalimantan Barat disebut-sebut sudah ada di Kalimantan Barat sejak abad ke tujuh belas Masehi, Atau sebelum Kota Pontianak berdiri. Imigran dari Cina kemudian masuk ke Kerajaan Sambas dan Mempawah dan terorganisir dalam kongsi sosial politik yang berpusat di Monterado dan Bodok, kerajaan Sambas dan Mandor dalam Kerajaan Mempawah. Pasukan Khubilai Khan di bawah pimpinan Ike Meso, Shih Pi dan Khau Sing dalam perjalanannya untuk menghukum Kertanegara, singgah di kepulauan Karimata yang terletak berhadapan dengan Kerajaan Tanjungpura. Karena kekalahan pasukan ini dari angkatan perang Jawa dan takut mendapat hukuman dari Khubilai Khan, kemungkinan besar beberapa dari mereka melarikan diri dan menetap di Kalimantan Barat. Tahun 1745, orang Cina didatangkan besar-besaran untuk kepentingan perkongsian, karena Sultan Sambas dan Panembahan Mempawah menggunakan tenaga-tenaga orang Cina sebagai wajib rodi dipekerjakan di tambang-tambang emas. Kedatangan mereka di Monterado membentuk kongsi Taikong (Parit Besar) dan SamtoKiaw (Tiga Jembatan). Orang-orang Cina di kalimantan Barat berasal dari tenggara Tiongkok, mereka termasuk suku-suku Hakka, Hainan, Hokkien, Kantonis, Hokcia, dan Tiochiu.

Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-Muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau (Wikipedia). 
Suku Dayak diperkirakan berasal dari dataran Cina dimana Antara 60.000 dan 70.000 tahun lalu, waktu permukaan laut 120 atau 150 meter lebih rendah dari sekarang dan kepulauan Indonesia berupa daratan (para geolog menyebut daratan ini "Sunda"), manusia sempat bermigrasi dari benua Asia menuju ke selatan dan sempat mencapai benua Australia yang saat itu tidak terlalu jauh dari daratan Asia. Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan. (Wikipedia).

Ada keunikan dalam istilah penyebutan Dayak di Kalimantan secara umumnya, orang suku Dayak biasanya beragama Katolik, Kristen ataupun penganut kepercayaan lainnya, orang Dayak yang kemudian memeluk agama Islam biasanya tidak lagi disebut sebagai orang Dayak, tapi disebut sebagai atau orang Banjar dan Suku Kutai ( di Kaltim dan Kalsel ) atau menyebut dirinya Melayu (di Kalbar). 

Dikarenakan arus migrasi yang kuat dari para pendatang, Suku Dayak yang masih mempertahankan adat budayanya akhirnya memilih masuk ke pedalaman. Akibatnya, Suku Dayak menjadi terpencar-pencar dan menjadi sub-sub etnis tersendiri. Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka. Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan (Wikipedia)

Suku Melayu di Kalimantan Barat tersebar luas hampir di semua kabupaten dan kota. Suku Melayu di Kalimantan Barat memiliki baragam dialek antara lain Melayu Pontianak, Melayu Singkawang, Melayu Mempawah, Melayu Sambas, Melayu Bengkayang, Melayu Sanggau, Melayu Sekadau, Melayu Sintang, Melayu Kapuas Hulu, Melayu Kubu, Melayu Sukadana dan Melayu Ketapang. Secara umum, Suku Melayu mendiami beberapa propinsi di Sumatera dan Kalimantan Barat. Suku Melayu juga terdapat di Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand dan Afrika Selatan. Melayu Cape Town di Afrika Selatan merupakan keturunan suku Melayu dan sejumlah suku lainnya yang berasal dari Nusantara seperti Makassar, Banten dan Ternate.
Suku Melayu sebenarnya berbagai macam, penyebutan istilah Melayu ini ditujukan kepada beberapa rumpun Suku yang memeluk agama Islam. Keunikan budaya melayu masih kental terlihat di Kalimantan Barat berupa tari-tariannya, rumah-rumah adat dan Istana bekas kerajaan Melayu, seperti Istana Kadariyah Pontianak, Istana Sambas, dan lainnya, begitu juga dengan kebudayaan Dayk dan Etnis Cina, kebudayaan Dayak dapat dijumpai tersebar di seluruh Kalimantan Barat yang berupa Rumah Betang atau Rumah Panjang, Kebudayaan seni berupa motif dan ukiran, serta tariannya. Begitu juga dengan kebudayaan Etnis Cina yang dapat dijumpai berupa perayaan Tahun Baru Cina (Imlek) dan Cap Go Meh di Kota Singkawang, dan juga klenteng, atau Pe Kong yang hampir tersebar di seluruh Provinsi ini.

CIDAYU, Cina Dayak Melayu, adalah ketiga rumpun suku yang mendiami Kalimantan Barat, hidup secara harmonis dan saling berdampingan di Kalimantan Barat.

DAMAI INDONESIA KU !!! (NA)


http://borneonews-borneoku.blogspot.com/2012/03/suku-melayu-kalimantan-barat-suku.html
http://ace-informasibudaya.blogspot.com/2010/05/sekilas-kedatangan-orang-tionghoa-di.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak